DAY 3 TALKSHOW SIGINJAI 2025 : MENDORONG PERAN PENGUSAHA MUDA DALAM MEMBANGUN EKONOMI SYARIAH
Jambi, 02 Mei 2025 — Semangat ekonomi syariah bergema kuat di tengah antusiasme generasi muda dalam SIGINJAI Talkshow yang digelar di Mall Jambi Town Square (Jamtos). Mengusung tema “Peran Pengusaha Muda Membangun Ekonomi Syariah”, acara ini menjadi ajang bertukar ide dan inspirasi dari tokoh-tokoh muda, komunitas pesantren, serta pemerintah daerah, dengan dukungan penuh dari Bank Indonesia.
Talkshow yang diselenggarakan secara terbuka ini turut dihadiri oleh 50 anggota Generasi Baru Indonesia (GenBI) Jambi, yang datang sebagai representasi anak muda berdaya saing dan siap menjadi agen perubahan. Kehadiran mereka menambah semarak diskusi sekaligus menjadi bukti nyata bahwa generasi muda Jambi siap mengambil peran strategis dalam membangun ekonomi berbasis nilai-nilai Islam.
Sebagai pemateri pertama, Rifdatul Khoiro, seorang fashion designer muda berbakat asal Jambi, menyampaikan bahwa dunia fashion muslim kini mengalami pergeseran.
“Dulu Malaysia dikenal sebagai kiblat fashion muslim, tetapi kini Indonesia mulai mengambil alih. Bahkan batik Jambi kini mampu bersaing secara global,” ujar Rifdatul.
Ia menambahkan bahwa capaian ini tidak terlepas dari pembinaan intensif yang dilakukan oleh Bank Indonesia melalui Paguyuban Komunitas Batik Jambi. Melalui inovasi dan pendekatan kekinian, batik lokal dirancang agar sesuai dengan tren modern namun tetap menjaga nilai-nilai budaya dan syariah. Rifdatul menyebut kolaborasi antara pelaku UMKM dan pembina seperti BI menjadi kunci lahirnya produk lokal yang tidak hanya bernilai ekonomi, tetapi juga religius dan estetis.
Pemateri kedua, Ning Najla, perwakilan dari Himpunan Ekonomi Bisnis Pesantren (HEBITREN) dan Ketua HEBITREN Provinsi Jambi, menekankan pentingnya pemberdayaan pesantren sebagai motor penggerak ekonomi syariah. Menurutnya, saat ini terdapat lebih dari 700 pesantren di Provinsi Jambi yang telah mulai digerakkan menjadi sentra kewirausahaan santri dengan dukungan dari Bank Indonesia.
“Pesantren ke depan harus mandiri, tidak hanya secara spiritual tetapi juga secara ekonomi. Kuncinya adalah membangun SDM santri yang unggul dan visioner,” tutur Najla.
Melalui program-program edukatif, para santri diberi bekal keterampilan wirausaha dan pemahaman ekonomi Islam. Ini merupakan bentuk nyata implementasi ekonomi syariah dari akar rumput, yang diharapkan dapat membentuk ekosistem ekonomi pesantren yang produktif, berdaya saing, dan berkelanjutan.
Talkshow ditutup dengan pemaparan dari Wakil Wali Kota Jambi, Diza Hazraaljosha, S.E., M.A., yang menyampaikan perspektif kebijakan dan tantangan masa depan. Ia menyoroti pentingnya pembinaan ekonomi syariah dalam mempersiapkan generasi muda menghadapi bonus demografi, di mana saat ini mayoritas penduduk Indonesia terdiri dari generasi Alpha, Z, dan Milenial.
“Rasio kewirausahaan nasional baru mencapai sekitar 11%. Ini masih jauh dari ideal. Jika tidak dibina dari sekarang, bonus demografi bisa berubah menjadi bencana pengangguran massal,” jelas Diza.
Ia mengajak semua pihak, termasuk lembaga keuangan, organisasi pemuda, dan komunitas pesantren untuk bersinergi membangun fondasi ekonomi yang berlandaskan nilai-nilai syariah, inklusif, dan tahan terhadap krisis.
Kehadiran GENBI Jambi dalam talkshow ini menjadi sorotan tersendiri. Sebagai generasi muda binaan Bank Indonesia, mereka tidak hanya datang sebagai peserta, tetapi juga sebagai simbol gerakan anak muda yang melek ekonomi, peka terhadap perubahan, dan siap memajukan daerah melalui jalur yang beretika dan berkelanjutan. Melalui kegiatan seperti SIGINJAI Talkshow, GENBI diharapkan terus menjadi jembatan literasi ekonomi syariah ke masyarakat luas, memperkuat semangat kolaborasi, dan menjadi motor penggerak ekonomi umat yang berbasis nilai-nilai kearifan lokal dan ajaran Islam.
Pewarta : Tesa Septiani
Editor : Mahmudi
Share This News